Menjadi seorang yang aktif di dunia penulisan dan dunia blog bukanlah hal yang mudah. Karena perbedaan keduanya, diperlukan suatu teknik khusus untuk bisa konsisten. Banyak sekali penulis yang sudah menelurkan buku akan tetapi masih jarang yang menggunakan blog sebagai media pendukung. Wylvera yang akrab dipanggil Mba Wiek membuktikan melalui blognya di www.Wylvera.com, kalau seorang penulis yang penuh dengan jadwal juga dapat terus konsisten.
Berkutat dengan kegiatan yang padat, blognya selalu ada tulisan terbaru mengenai kegiatan sehari-hari. Baik itu tentang liburan, liputan kegiatan, catatan harian, dan tentang kepenulisan. Kepada Blogger Perempuan, Mba Wiek menceritakan bagaimana kegiatannya yang harus dibagi antara menulis buku dan juga menulis di blog.
Sejak tahun berapa Mba Wiek memulai membuat dan menulis di blog?
Kalau menulis di semacam blog sebenarnya sudah sejak tahun 2008, tapi waktu itu masih berbentuk Multiply. Tahun 2011 baru saya hijrah ke blog sampai saat ini.
Apakah berbeda antara menulis sebuah buku dan menulis di blog?
Jelas berbeda.
Pertama, menulis untuk buku itu ada aturan mainnya tersendiri yang disesuaikan dengan kemauan penerbit. Sementara di blog kita tidak terlalu terikat dengan itu dan bisa bebas berekspresi lewat postingan kita. Namun yang menyamakan (menurut saya), tetap perlu paham akan cara penulisan yang benar menurut EYD.
Kedua, karena tulisan kita nantinya akan dijadikan format buku bacaan/cerita maka harus ada perimbangan antara narasi, deskripsi, dialog, konflik, dan lain-lain yang disyaratkan dalam menulis buku cerita (buku fiksi anak yang merupakan sebagian besar karya saya). Sementara di blog kita bebas menentukan gaya tulisan seperti apa asal sesuai dengan kaidah bahasa yang digunakan.
Ketiga, menulis di blog bisa langsung dibaca para pengunjung blog, sementara menulis untuk buku memerlukan proses yang panjang hingga terbit dan bisa dibaca oleh pembelinya.
Yang jelas keduanya pasti memiliki perbedaan karakter tulisan. Menulis di blog diharuskan padat dan to the point, tidak begitu untuk buku.
Sejauh mana blog menjadi salah satu pendukung atas karir kepenulisan Mba Wiek?
Selain berprofesi sebagai penulis, saya juga guru jurnalistik dan menulis di salah satu sekolah Islam swasta, menjadi trainer penulisan, dan pengisi kegiatan seminar parenting dan pelatihan menulis (sewaktu-waktu) yang tetap terkait dengan dunia menulis. Maka, dengan adanya blog pribadi, saya bisa bebas berbagi tentang segala kegiatan saya sebagai penulis. Dari sana, beberapa komunitas akhirnya mengenal dan meminta saya menjadi narasumber di kegiatan mereka. Blog juga saya jadikan tempat untuk memajang buku-buku karya saya dengan menceritakan proses kreatif dalam menggarap buku itu. Yang pasti, blog menjadi salah satu faktor pendukung yang sudah saya rasakan manfaatnya selama menjadi penulis.
Selain tentang buku, blog Mba Wiek berisi tentang apa saja?
Beragam, mulai dari catatan tentang beberapa perjalanan saya ke beberapa tempat, catatan kegiatan saya saat menjadi narasumber di beragam event, dan artikel-artikel yang sifatnya santai namun tetap ada muatan hikmah di dalamnya.
Kalau bisa dikategorikan, blog Mba Wiek termasuk kategori blog apa?
Apa ya? Hahaha …
Karena isinya beragam, saya susah mengkategorikannya.
Adakah waktu khusus yang memang diluangkan untuk menulis di blog?
Untuk menulis dan diposting di blog, tentu saya harus menyediakan waktu, walau tidak selama saat menulis naskah untuk buku. Tapi, saya tidak membuat aturan saklek seperti harus khusus di pagi, siang, atau malam hari. Bahkan saya juga tidak memberikan aturan waktu harus setiap hari, dua hari sekali, atau seminggu sekali. Kapan saya ada waktu saya akan sempatkan memposting hal-hal baru. Prinsip saya, yang penting blog saya tetap hidup dan tidak “berdebu”. Hahaha ….
Di antara semua tulisan di blog, manakah yang paling banyak aliran lalu lintasnya? Dan berasal dari mana aliran lalu lintas tersebut?
Tulisan yang bercerita tentang kegiatan saya yang paling sering dibaca, menyusul buku karya saya (terlebih saat saya memposting proses kreatif tentang buku yang berjudul “Misteri Anak Jagung”), pembacanya mencapai 2363 orang, lalu catatan tentang perjalanan/travelling. Aliran lalu lintasnya yang terbanyak tentu dari Indonesia, menyusul Amerika, sampai Moscow. Sangat beragamlah.
Apakah setiap buku yang diterbitkan akan selalu menggunakan blog sebagai salah satu media untuk marketing?
Awalnya iya, tapi belakangan ini saya lebih sering melakukan promo di facebook. Insya Allah, saya akan kembali memajang cover buku-buku saya yang belum sempat diposting di blog, berikut proses kreatifnya. Semua karena masalah waktu saja.
Sejauh mana template blog berpengaruh dalam sebuah blog, khususnya blog Mba Wiek?
Sangat berpengaruh. Template yang ciamik, simpel dengan tata letak yang gampang dan enak dipandang, tentu akan menyedot pengunjung untuk membaca isi postingan saya. Saat meng-klik mereka akan langsung bisa melihat artikel mana yang ingin mereka pilih untuk dibaca. Apalagi jika tidak ribet saat memberikan komentar. Khusus blog saya, mungkin perlu diperbahurui lagi dengan tampilan yang lebih fresh.
Apa rahasia kesuksesan Mba Wiek yang masih bisa menulis di blog walaupun memiliki kesibukan tersendiri dalam menulis buku? Karena buat sebagian besar penulis, untuk bisa aktif keduanya memerlukan manajemen waktu yang tidak mudah.
Hahahaha, gak pakai rahasia-rahasiaan sebenarnya. Sejujurnya, saya tipe orang yang tidak terlalu suka terikat pada keharusan seperti; kalau tidak posting artikel atau catatan terkini di blog saya hari ini, maka dunia saya akan kelabu. Memang, manajemen waktu itu perlu agar tidak lalai dan menjadi lebih disiplin. Tapi, karena manajernya saya sendiri, tentunya saya tidak mau juga membuat diri saya terkungkung dan stress dong.
Saya berusaha enjoy mengikuti irama waktu yang saya jalani sehari-hari dengan pola yang saya bikin itu. Terkadang saat dikejar deadline untuk menyelesaikan naskah buku pun, saya bisa tiba-tiba pengin menulis sesuatu untuk segera diposting di blog. Saya cenderung mengikuti kata hati karena tidak suka dibelenggu oleh aturan-aturan yang bikin stress.
Yang terpenting, saya tetap bisa memenuhi deadline, kecuali terbentur pada kegiatan yang tiba-tiba harus didahulukan. Intinya, saya selalu berusaha nyaman melakukan kegiatan menulis untuk buku maupun blog saya, serta tidak merugikan pihak lain. Berimbang dan harus bikin saya nyamanlah.
5 blogger favorit yang Mba Wiek yang sering kunjungi ?
- Haya Aliya Zaki (www.hayaaliyazaki.com)
- Shinta Ries (www.shintaries.com)
- Ani Berta (http://duniaspasi.blogspot.com)
- Benny Rhamdani (www.bennyrhamdani.com)
- Iwok Abqary (http://iwok.blogspot.com)
Tapi, maaf saya lebih sering menjadi pengunjung pasif alias silent reader dari blog-blog itu. Hanya sewaktu-waktu ikut memberi komentar. Saya harus mengubah kebiasaan ini. Hahaha ….
blog favorit Mak Wiek, para suhu di bidangnya semua ^_^
Hahaha, iya Mbak Myra. Aku suka mampir dan menyimak postingan mereka. Tapi, nakal ya, jarang ninggalin komen *siap dijewer*. Mau mengubah kebiasaan buruk ini. ^_^
Keren mbak wiek, ternyata ada perbedaan karakter ya antara nulis blog dan buku..
Iya, Mbak Anis. Menulis di blog itu lebih to the point. 🙂
Aju sering baca blognya mbak Wiek, secara kan follower 😀
Cuma jarang komen, eeeh, atau nggak pernah komen ya, lupa, pokoknya passive reader deh, xixixii..
Makasih ya, Mbak Fardelyn Hacky. Pernah komen kok. Ntar gantian aku yang BW ke blognya ya. ^_^
Waah kereen nih mba wiek, aku klo ada deadline buku blognya jd dianggurin, udah ngga bisa multitaskin seperti jalan muda. Haha. Kudu belajar nih fari mba Wiek. 😉
Iya, ini tidak sering tapi sesekali pernah terjadi. Di sela-sela mengejar DL, tiba-tiba pengin banget nulis sesuatu buat blog. Dari pada gak konsen, aku biasanya ikuti aja kata hati. Habis itu lanjut lagi ngetik naskah lagi dan biasanya jadi lebih fresh dan lancar nuntasin naskahnya. 🙂
keren banget,udah sibuk masih sempat ngeblog juga,salut…itu blog favorit,blognya orang2 kece ya hehehe…
Hehehe, iya, Mak. Nge-blog itu bikin hati plong lho. 🙂
Btw, ho oh … kelimanya Suhu di bidangnya masing-masing.
Kwrreen. Yg penting mah enjoy aja ya mbak 😉