“yah, saya tetap bersyukur mbak..”
kalimat itu terucap dari Mugiati, ibu dua anak yang tinggal di Padukuhan Jati, Tepus, Gunung Kidul. Memang setiap orang dapat dengan mudah mengatakannya, tetapi mungkin tidak bagi ibu ini. Hati yang kuat dan rasa ikhlas yang besar membuatnya mengerti betul arti dari kata “bersyukur”.
Aku sudah mengenalnya selama setengah tahun. Rumah ibu Mugiati terletak di depan Balai Padukuhan Jati, Tepus Gunung Kidul yang menjadi tempat singgah kami untuk mengajar bimbel di hari minggu bersama anak-anak desa. Awalnya aku tidak pernah menyangka jika rumah itu mempunyai penghuni yang membuatku belajar banyak tentang perempuan kuat yang selalu bersyukur. Pertemuan kami berawal saat aku meminjam pisau untuk memotong kue ulang tahun salah satu anak bimbel kami.