Dengan kepala bersandar ke kaca, diamatinya lalu lintas yang padat merayap di luar, sambil sesekali membaca tulisan yang menghiasi billboard di pinggir jalan. Pemandangan yang sama di rute perjalanan rumah ke kantor, dalam pandangan sepasang mata yang sama dan manusia yang sama, hanya saja ada perasaan yang berbeda mengaduk-aduk sekeping hatinya belakangan ini.
“ Maaf Pak, sudah sampai…” ucapan sopir taxi menghentikan ketermanguan Ghaza. Segera memberikan selembar uang seratus ribu diiringi sebaris ucapan terima kasih dan menit berikutnya sudah menjejakkan kaki di depan kantornya. Namun hati dan pikirannya yang mengawang…sibuk bertanya…sampai kapan..pada batas yang bagaimana?